pada abad ke 21 memang menjadi abad kemajuan teknologi
yang diciptakan oleh umat manusia. Pemikiran manusia semakin berkembang dengan peradabannya. Teknologi telah membuat manusia seolah-olah ingin mengalahkan kuasa Tuhan yang absolut.
Awalnya
manusia hanya menggunakan rekayasa genetika pada tanaman, yakni dengan menyilangkan tanaman yang satu dengan
tanaman yang lainnya untuk mendapatkan varietas tanaman yang unggul.Namun tak hanya itu
rekayasa genetika pada tanaman juga mengakibatkan banyaknya produk tanaman yang
dihasilkan. Jagung yang diberi bakteri Bacillus thuringiensis yang merupakan bakteri tahan hama
sehingga jagung yang dihasilkan menjadi tahan terhadap serangan hama.
Bebicara mengenai sejarah, tentu tidak lepas dengan
kejadian dimasa lampau atau masa lalu. Dalam rekayasa genetika juga tak lepas
dari masa lampau diamana manusia mulai mengembangkan rekayasa genetika pada
tumbuhan, hewan maupun manusia.
Rekayasa genetika merupakan transplatansi maupun
pencangkokan satu gen ke gen yang lainya yang dapat bersifat antar gen dan
dapat juga bersifat klintas gen sehingga mampu menghasilkan produk baru yang
dinamakan produk rekayasa genetika. Rekayasa genetika dapat juga diartikan
sebagai perpindahan gen.
Gambar 1.
Ilustrasi rekayasa genetika
Teknologi rekayasa genetika
merupakan inti dari bioteknologi diartikan sebagai teknik in-vitro asam
nukleat, termasuk DNA rekombinan dan
injeksi langsung DNA kedalam sel atau organel , atau fusi sel diluar tingkatan
taksonomi yang dapat menembus rintangan reproduksi dan rekombinasi alami, dan
bukan teknik yang digunakan dalam pemulian dan seleksi tradisional.
Baru-baru ini dua ekor kelinci telah lahir di Istanbul,
Turki. Bukan kelahiranya yang menjadi sorotan, namun keadaanya yang bisa
menyala dalam gelap yang menjadi topic pembicaraan masyarakat dunia. Dua ekor kelinci ini bisa menyala di dalam
gelap karena rekayasa genetika yang dilakukan oleh peneliti asal hawai dan turki.
Gambar 2. Kelinci menyala dalam gelap
Seperti yang diungkapkan
oleh Discovery News pada hari
selasa, 13 Agustus 2013, bahwa para peneliti telah memasukkan
gen ubur –ubur kedalam kelinci ini.
Sebelumnya, peneliti juga telah berhasil
menciptakan anjing, kucing, babi, dan tikus yang juga bisa menyala dalam
gelap.
Gen ubur-ubur menyebabkan perubahan fisik yang jelas untuk
hewan yang direkayasa. Hal ini memungkinkan para ilmuan untuk mengetahui bahwa materi genetic
berhasil di transfer ke organisme baru, yang
dinamakan teknik plamid.
Kelinci yang dapat menyala di dalam gelap ini disebut juga
“ kelinci neon”, yang diklaim dapat memproduksi protein. Protein ini dapat
diperoleh dari susu kelinci neon betina.
Menurut peneliti , protein ini bisa menghasilkan obat-obatan dan bahan kimia
yang dapat mengobati penyakit genetis seperti hemophilia, yang tentunya obat
ini lebih murah dibandingkan dengan
produk pabrik.
Teknik pembuatan kelinci yang dapat menyala dalam gelap ini
secara umum menggunakan teknologi plasmid gen ubur-ubur diambil, lalu disambungkan
kedalam plasmid, yakni embrio kelinci. Untuk menghubungkan gen-gen ubur-ubur
dengan kelinci, diperlukan rekombinasi genetic. Dalam rekombinasi DNA dilakukan
pemotongan dan penyambungan DNA.
Proses pemotongan dan penyambungan tersebut menggun akan enzim
pemotong dan penyambung. Enzim pemotongan dikenal sebagai enzim rstriksi atau
enzim penggunting yang bernama retriksi endonuclease. Enzim pemotong ini
jumlahnya banyak dan setiap enzim hanya dapat memotong urutan basa tertentu
pada DNA.
Hasil pemotongan DNA berupa sepenggal DNA berujung runcing
yang komplemen selanjutnya, DNA ubur-ubur yang diinginkan disambungkan ke
bagian benang plasmid (gen kelinci) yang terbuka dengan menggunakan enzim
ligase DNA yang berfungsi mengkatalis ikatan fosfodiester antara dua rantai
DNA.
Potongan DNA antara gen ubur-ubur dengan
kelinci ini dapat tersambung karena endonuclease yang digunakan untuk memotong
DNA ubur-ubur dan kelinci tersebut sama jenisnya. Sehingga, dihasilkan
ujung-ujung yang sama strukturnya. Gen ubur-ubur dan kelinci yang telah menyatu
membentuk lingkaran plasmid ini disebut kimera (DNA rekombinan).
Kimera tersebut kemudian dimasukkan kedalam sel
target kelinci. Kimera ini akan hidup normal dan memiliki tambahan yang sesuai
dengan sifat gen yang disisipkan, yang kemudian dikultur untuk dikembangbiakan
. Kimera yang dibiakkan ini akan tumbuh dalam embrio kelinci dan nantinya akan
siap untuk dilahirkan dan mengakibatkan kelinci transgenic yang dapat menyala
dalam gelap.
Gambar
3. Teknologi plasmid
Kelinci
merupakan hewan yang paling efektif digunakan sebagai hewan
penghasil molekul-molekul tertentu yang dibutuhkan oleh manusia. Oleh karena itu, peneliti
sering menggunakan hewan ini sebagai
sumber penghasil molekul kimia yang diperoleh dari gen hewan lainya melalui
rekayasa genetika. Sebelum peneliti berhasil menemukan kelinci transgenic yang mampu menyala di
dalam gelap, para peneliti mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi anak-anak
kelinci pembawa gen yang disisipkan. Keberhasilan peneliti rekayasa genetika
menemukan kelinci transgenic yang mampu menyala di dalam gelap ini dapat
membantu peneliti mengidentifikasi kelinci yang menjadi sumber penghasil
molekul kimia yang bermanfaat bagi kehidupan manusi.
Sumber :
Anonim. 2013. Kelinci Menyala dalam Gelap. http://primbon.infoberguna.com/2013/08/kelinci-ini-bisa-nyala-dalam-gelap-lho.html. Diakses pada Tanggal 14
Maret 2015 Pukul 21.43 WIB.
Anonim. 2013.
Kelinci Transgenik Bercahaya bak Kunang-kunang. http://www.scoutprotector.com/2013/08/kelinci-transgenik-bercahaya-bak-kunang.html.
Diakses pada Tanggal 14 Maret 2015 pukul 21. 50 WIB.
Mita Yulia Hikmawatu. 2013. Kelinci Glow In
The Dark (Menyala Dalam Gelap). http://www.academia.edu/8304905/REKAYASA_GENETIKA?login=&email_was_taken=true&login=&email_was_taken=true. Diakses pada Tanggal 14 Maret 2015 Pukul 21.60 WIB.