Minggu, 15 Maret 2015

Kelinci Glow In The Dark ( Menyala Dalam Gelap)



pada abad ke 21 memang menjadi abad kemajuan teknologi yang diciptakan oleh umat manusia. Pemikiran manusia semakin berkembang dengan peradabannya. Teknologi telah membuat manusia  seolah-olah ingin mengalahkan kuasa Tuhan yang  absolut.
Awalnya manusia hanya menggunakan rekayasa genetika pada tanaman, yakni dengan menyilangkan tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya untuk mendapatkan varietas tanaman yang unggul.Namun tak hanya itu rekayasa genetika pada tanaman juga mengakibatkan banyaknya produk tanaman yang dihasilkan. Jagung yang diberi bakteri Bacillus thuringiensis yang merupakan bakteri tahan hama sehingga jagung yang dihasilkan menjadi tahan terhadap serangan hama.
Bebicara mengenai sejarah, tentu tidak lepas dengan kejadian dimasa lampau atau masa lalu. Dalam rekayasa genetika juga tak lepas dari masa lampau diamana manusia mulai mengembangkan rekayasa genetika pada tumbuhan, hewan maupun manusia.


Rekayasa genetika merupakan transplatansi maupun pencangkokan satu gen ke gen yang lainya yang dapat bersifat antar gen dan dapat juga bersifat klintas gen sehingga mampu menghasilkan produk baru yang dinamakan produk rekayasa genetika. Rekayasa genetika dapat juga diartikan sebagai perpindahan gen.



Gambar 1.  Ilustrasi rekayasa genetika
Teknologi rekayasa genetika  merupakan inti dari bioteknologi diartikan sebagai teknik in-vitro asam nukleat, termasuk  DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA kedalam sel atau organel , atau fusi sel diluar tingkatan taksonomi yang dapat menembus rintangan reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan teknik yang digunakan dalam pemulian dan seleksi tradisional.
Baru-baru ini dua ekor kelinci telah lahir di Istanbul, Turki. Bukan kelahiranya yang menjadi sorotan, namun keadaanya yang bisa menyala dalam gelap yang menjadi topic pembicaraan masyarakat dunia.  Dua ekor kelinci ini bisa menyala di dalam gelap karena rekayasa genetika yang dilakukan oleh  peneliti asal hawai dan turki.


Gambar 2. Kelinci menyala dalam gelap
Seperti yang diungkapkan  oleh Discovery News pada hari  selasa,  13 Agustus  2013, bahwa para peneliti telah memasukkan gen ubur –ubur  kedalam kelinci ini. Sebelumnya, peneliti juga telah berhasil  menciptakan anjing, kucing, babi, dan tikus yang juga bisa menyala dalam gelap.
Gen ubur-ubur menyebabkan perubahan fisik yang jelas untuk hewan yang direkayasa. Hal ini memungkinkan para ilmuan  untuk mengetahui bahwa materi genetic berhasil di transfer ke organisme baru, yang  dinamakan teknik plamid.
Kelinci yang dapat menyala di dalam gelap ini disebut juga “ kelinci neon”, yang diklaim dapat memproduksi protein. Protein ini dapat diperoleh  dari susu kelinci neon betina. Menurut peneliti , protein ini bisa menghasilkan obat-obatan dan bahan kimia yang dapat mengobati penyakit genetis seperti hemophilia, yang tentunya obat ini lebih murah dibandingkan  dengan produk pabrik.
Teknik pembuatan kelinci yang dapat menyala dalam gelap ini secara umum menggunakan teknologi plasmid gen ubur-ubur diambil, lalu disambungkan kedalam plasmid, yakni embrio kelinci. Untuk menghubungkan gen-gen ubur-ubur dengan kelinci, diperlukan rekombinasi genetic. Dalam rekombinasi DNA dilakukan pemotongan dan penyambungan DNA.



Proses pemotongan dan penyambungan tersebut menggun akan enzim pemotong dan penyambung. Enzim pemotongan dikenal sebagai enzim rstriksi atau enzim penggunting yang bernama retriksi endonuclease. Enzim pemotong ini jumlahnya banyak dan setiap enzim hanya dapat memotong urutan basa tertentu pada DNA.
Hasil pemotongan DNA berupa sepenggal DNA berujung runcing yang komplemen selanjutnya, DNA ubur-ubur yang diinginkan disambungkan ke bagian benang plasmid (gen kelinci) yang terbuka dengan menggunakan enzim ligase DNA yang berfungsi mengkatalis ikatan fosfodiester antara dua rantai DNA.
Potongan DNA antara gen ubur-ubur dengan kelinci ini dapat tersambung karena endonuclease yang digunakan untuk memotong DNA ubur-ubur dan kelinci tersebut sama jenisnya. Sehingga, dihasilkan ujung-ujung yang sama strukturnya. Gen ubur-ubur dan kelinci yang telah menyatu membentuk lingkaran plasmid ini disebut kimera (DNA rekombinan).
Kimera tersebut kemudian dimasukkan kedalam sel target kelinci. Kimera ini akan hidup normal dan memiliki tambahan yang sesuai dengan sifat gen yang disisipkan, yang kemudian dikultur untuk dikembangbiakan . Kimera yang dibiakkan ini akan tumbuh dalam embrio kelinci dan nantinya akan siap untuk dilahirkan dan mengakibatkan kelinci transgenic yang dapat menyala dalam gelap.


Gambar 3. Teknologi plasmid
 Kelinci merupakan  hewan  yang paling efektif digunakan sebagai hewan penghasil molekul-molekul tertentu yang dibutuhkan  oleh manusia. Oleh karena itu, peneliti sering menggunakan  hewan ini sebagai sumber penghasil molekul kimia yang diperoleh dari gen hewan lainya melalui rekayasa genetika. Sebelum peneliti berhasil menemukan  kelinci transgenic yang mampu menyala di dalam gelap, para peneliti mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi anak-anak kelinci pembawa gen yang disisipkan. Keberhasilan peneliti rekayasa genetika menemukan kelinci transgenic yang mampu menyala di dalam gelap ini dapat membantu peneliti mengidentifikasi kelinci yang menjadi sumber penghasil molekul kimia yang bermanfaat bagi kehidupan manusi. 

Sumber :
Anonim. 2013. Kelinci Menyala dalam Gelap. http://primbon.infoberguna.com/2013/08/kelinci-ini-bisa-nyala-dalam-gelap-lho.html.  Diakses pada Tanggal 14 Maret 2015 Pukul 21.43 WIB.
Anonim. 2013. Kelinci Transgenik Bercahaya bak Kunang-kunang. http://www.scoutprotector.com/2013/08/kelinci-transgenik-bercahaya-bak-kunang.html. Diakses pada Tanggal 14 Maret 2015 pukul 21. 50 WIB.
Mita Yulia Hikmawatu. 2013. Kelinci Glow In The Dark (Menyala Dalam Gelap). http://www.academia.edu/8304905/REKAYASA_GENETIKA?login=&email_was_taken=true&login=&email_was_taken=true. Diakses pada Tanggal 14 Maret 2015 Pukul 21.60 WIB.